Pencarian Kegiatan

 

BERWIRAUSAHA DARI BARANG BEKAS



Barang bekas merupakan barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi. Namun bersama Ibu Theresia (Mama Alexander Nathan kelas 5B), barang bekas dapat digunakan menjadi barang baru yang dapat meningkatkan nilai ekonomi. Sering kali siswa diajak untuk membuat aneka kerajinan mulai dari barang bekas atau bahkan ditambahkan dengan hiasan dari barang-barang baru yang terkadang hanya sekali pakai. Sisa dari barang bekas juga hiasan terkadang dibiarkan begitu saja atau bahkan dibuang. Padahal jika kita pandai memanfaatkan, maka semua barang tersebut masih dapat digunakan.

Sebelumnya siswa diminta menyiapkan berbagai hiasan (bekas/ sisa) yang sudah mereka miliki. Intinya siswa belajar memanfaatkan barang yang sudah mereka miliki. Selanjutnya siswa diajak untuk berkreasi dengan alat tulis yang biasa mereka gunakan sehari-hari dengan hiasan-hiasan yang mereka bawa. Ada yang menghias pensil mereka dengan menggunakan hiasan bulu-bulu, ada yang mengecat seluruh pensil mereka dengan warna dasar putih kemudian membuat pola baru dengan aneka warna, ada yang menghias dengan sisa hiasan rumbai-rumbai pada pohon natal, dan masih banyak lagi. Saat ini setiap siswa sudah memiliki alat tulis yang khas milik mereka karena hampir sebagian besar menghias dengan cara dan hasil yang berbeda.

Selanjutnya siswa bekerja dalam kelompok besar membuat sebuah proyek dengan bahan dasar kardus/ plastik. Setiap siswa dalam satu kelompok mendapat tugas masing-masing. Ada kelompok yang mengolah kardus menjadi rak barang, ada yang mengolah sisa botol air mineral menjadi tempat pensil dengan bentuk seperti bunga yang merekah, ada pula yang membuat kantong plastik menjadi seperti hiasan bunga yang memiliki banyak kelopak, dan lain sebagainya. 

Setelah selesai, siswa bersama-sama membersihkan perlengkapan dan ruangan yang sudah digunakan. Ini salah satu bagian dari penanaman karakter peduli dan bertanggung jawab. Semua saling bekerja sama sehingga tidak butuh waktu lama ruangan sudah bersih. Selanjutnya siswa menunjukkan dan mempresentasikan hasil kreasi individu maupun kelompok. Siswa menjelaskan hasil karya yang mereka buat dan kegunaannya. 

Ibu Theresia menjelaskan bahwa setiap hasil karya yang siswa buat merupakan sesuatu yang unik karena belum tentu ada duanya. Keunikan itulah yang menjadi alasan bahwa setiap barang akan memiliki tambahan nilai ekonomi. Artinya ketika siswa mencoba menjual hasil kreasi mereka maka nilai ekonominya sudah berbeda dari sekedar barang bekas yang sebelumnya hanya dibiarkan begitu saja. Cara pemasarannya pun dapat melalui kegiatan sekolah atau dijual secara online. Intinya jika mau sedikit kreatif dan berusaha maka kita dapat menjadi seorang wirausaha. 

-Ms. Ayu


Sekolah Talenta Bandung - Indonesia