Pencarian Kegiatan

 

NILAI BUKAN UKURAN



Akhir tahun pelajaran semakin dekat. Waktu yang ditunggu, saat-saat menegangkan akan segera berlangsung yaitu ujian semester. Setiap jengjang pendidikan sekolah akan menyelenggarakannya, seperti penaikan kelas ataupun melanjutjkan pendidikan dari tingkat SD menuju SMP, SMP menuju SMA, dan SMA yang akan melanjut ke tingkat yang lebih tinggi seperti universitas.

Pada umumya, setiap sekolah negeri maupun swasta selalu mengadakan acara penerimaan raport saat pergantian semester, tentu saja harus di hadiri oleh orangtua dari murid/siswa yang bersangkutan. Sangat menggembirakan memang, karena perjuangan pahit manis melewati semester akan tertuang dalam bentuk sejumlah deretan angka-angka. Kesedihan dan kegembiraan yang mereka lewati tertulis pada selembar kertas yang sangat mengguncang kekhawatirannya sembarai bertanya “Berapa nilai saya ya?”. Tentu sangat menegangkan bukan? Perasaan semacam itu tentu semua orang yang pernah melangkahkan kakinya ke dunia pendidikan pernah mengalami.

Terkhusus juga bagi orangtua siswa. Penerimaan raport hasil anaknya adalah situasi yang sangat ditunggu-tunggu dan mendebarkan hati. Mereka tidak sabar dan terfokus pada angka-angka yang tertulis. Mereka bahagia bilamana nilai-nilai yang tertera  sangat tinggi jumlahnya dan kecewa melihat angka-angka yang tertera kecil jumlahnya.

Umumnya orang tua akan kecewa pada anaknya.  Kecewa kepada hasil belajar anaknya, Namun seyogyanya, Orang tua dapat menjadikan angka-angka yang diperoleh oleh anaknya itu, tolak ukur untuk berkaca, sudah sejauh mana yang mereka berikan pada anaknya. Bukan hanya dari segi sejumlah materi, melainkan perhatian, didikan, dan motivasi.

Semakin positif  perhatian kepada anak maka akan semakin besar  pula semangat dan motivasi positif  kepada anaknya untuk berkarya. Anak akan merasa bahwa dia sangat diharapkan.

Waktu anak bertemu dengan orangtuanya bisa dihitung dengan jam. Anak bangun pagi hendak berangkat ke sekolah, orang tua sudah pergi bekerja. Anak pulang sekolah, orang tua belum pulang, anak sudah tidur orang tua belum pulang kerja. Contoh seperti inilah yang kerap menimbulkan banyak hal kepada anak. Anak menjadi malas belajar, pola pikir dan perilakunya susah terbentuk untuk menjadi baik.

Waktu bersama anak sangat perlu. Memberikan, perhatian, kasih sayang, dan semangat dalam belajar. Anak tidak bisa menyampaikan secara langsung untuk memintanya. Namun, kepekaan dari orangtua yang seharusnya dibutuhkan oleh anak. Kepekaan dari orang tua, dan rasa terpenuhi dari orang tua akan membuat anak merasa disayangi dan sangat dibutuhkan. Tentunya  semangat belajar akan terus tumbuh tentunya didampingi oleh perhatian orangtua.

Dampak positif ini akan tumbuh untuk dapat memberikan yang terbaik untuk orang tuanya. Anak akan mengatur waktunya dengan baik, memanage waktunya dengan efektif untuk belajar disekolah. Di kelas mendengarkan guru dengan baik, melaksanakan tugas yang diminta, sehingga akan berdampak anak tidak perlu banyak mengulang pelajaran di rumah terlalu lama, karena sudah dipahami dengan baik di sekolah saat guru mengajar.

Dengan memanage waktu dengan baik, anak akan memiliki waktu bersama keluarga lebih banyak dan akan lebih menghasilkan quality time yang optimal untuk berkembangan anak.

Nilai itu penting namun bukan segala galanya dalam kehidupan anak.

Oleh: Daniel Rifai M. Rumabutar


Sekolah Talenta Bandung - Indonesia