LIVE IN : upaya membangun asa, mencipta karsa dan mengolah rasa...
Suasana pagi itu begitu cerah. Jarum jam menunjukkan pukul 06.00 wib. Di timur, mentari pagi telah menampakkan senyumannya. Ia seolah menggoda seisi alam, agar segera beraktifitas. Meski udara dingin masih terasa menggelitik sekujur tubuh, para siswa kelas X SMA Talenta telah berkumpul memenuhi halaman depan sekolah. Oh ya, hari itu para siswa kelas X akan berangkat menuju desa Cigugur, Kuningan, guna menjalani kegiatan live in. Inilah kali pertama SMA Talenta mengadakan kegiatan live in di daerah Cigugur, Kuningan. Sesuai program SMA Talenta, kegiatan ini akan berlangsung selama 4 hari (16 – 19 April 2018). Perjalanan pagi itu diawali dengan doa pagi bersama, pengecekan kehadiran peserta, kemudian pembagian bus. Setelah semuanya siap, pukul 06.30 wib bus pariwisata yang membawa rombongan pun meluncur meninggalkan Sekolah Talenta. Perjalanan menuju desa Cigugur, mengambil rute tol seroja, cikampek, cipali dan cikauer. Perjalanan itu menempuh waktu sekitar 4,5 jam. Tepat pukul 11.00 wib, rombongan tiba di Gereja Kristus Raja Cigugur. Di sana, rombongan disambut oleh panitia lokal, Pastor Frans Dedy selaku rekan Paroki Kristus Raja Cigugur dan beberapa orang tua angkat. Dalam sambutannya, Pastor Frans mengingatkan peserta live in bahwa live in secara sederhana berarti “tinggal bersama” dengan keluarga angkat atau masyarakat Cigugur secara luas. “Tinggal bersama” berarti juga mau membuka diri untuk mendalami nilai-nilai atau kearifan lokal yang dihidupi oleh masyarakat setempat. Nilai-nilai atau kearifan lokal itulah yang harus dipelajari, dibawa pulang dan dihidupi juga oleh para siswa kelak dalam kehidupannya. Karena itu, Pastor Frans mengajak para peserta untuk menikmati situasi dan kondisi yang ada selama kegiatan live in.
Setelah acara sambutan, para siswa pun diserahkan kepada keluarga angkatnya untuk selanjutnya dibawa ke rumah keluarga angkat masing-masing. Meski lelah karena perjalanan yang cukup panjang, para siswa tetap antusias untuk segera menjalani kegiatan live in. Selama berada di Cigugur, para siswa disebar ke-4 wilayah yang berbeda yakni Cipager, Dadawa, Mayasih, dan Lumbu.
Pada hari pertama, kebanyakan orang tua angkat memberi kesempatan kepada siswa untuk mengenal lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Di sini, mereka ditantang untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar tempat tinggal. Pada hari kedua, para siswa mulai mengikuti aktifitas yang biasa dijalankan oleh orang tua angkat. Ada yang bertani/berkebun, berjualan di pasar, beternak babi/sapi dan ada pula yang berjualan sayur keliling kampung. Semua aktifitas ini terasa baru bagi para siswa. Meski demikian, para siswa tetap semangat. Sore harinya, sekitar pukul 16.30 wib, para siswa dari setiap wilayah berkumpul untuk mengadakan kegiatan sharing pengalaman. Ada banyak cerita menarik yang terungkap saat sharing pengalaman itu. Ada siswa yang terkejut melihat babi yang besar, ada juga yang gemes melihat anak babi yang lucu. Pada hari ketiga, para siswa kembali mengikuti aktifitas dari orang tua angkatnya. Tidak lupa, di sela-sela waktu luang, para siswa menyempatkan diri berkunjung ke kolam ikan Dewa untuk sekedar rileksasi.
Dan tak terasa, hari terakhir kegiatan live in pun tiba. Sudah saatnya para siswa harus kembali ke Bandung. Ditemani oleh orang tua angkat, para siswa dianter menuju tempat berkumpul. Di sana diadakan acara perpisahan, sekaligus santap siang bersama panitia lokal dan para orang tua angkat. Sebelum kembali ke Bandung, rombongan berziarah ke gua Maria Sawer Rahmat Cisantana untuk berdoa, sekaligus berpamitan dengan Pastor Paroki Kristus Raja Cigugur (Pastor Dedi, OSC). (Pace/SMA Talenta)
Sekolah Talenta Bandung - Indonesia