Pencarian Kegiatan

 

PERUBAHAN PARADIGMA PEMBELAJARAN



Workshop Penguatan Kurikulum 2013 untuk tahun ajaran 2018/2019 sudah diikuti kepala sekolah dan guru mata pelajaran SMP Talenta yang diselenggarakan oleh Pendidikan Yayasan Salib Suci. Acara tersebut dilaksanakan di SMP Santa Maria (Aula dan ruang kelas), Jl Ahmad Yani No.273 Bandung. Kegiatan ini dihadiri dari berbagai sekolah di Lingkungan Yayasan Salib Suci, Yayasan Margaasah Talenta dan Yayasan Pendidikan Putra Nirmala. Workshop kali ini dihadiri empat orang narasumber yaitu Ibu Sri Prihantini Yulia, S.Pd., M.Hum (Pengawas Dinas Kabupaten Sleman), Bapak Drs.Sudarwanto, M.Pd. (Pengawas Dinas Kabupaten Sleman), Bapak Andrias Indra Purnama (Kepala SMP Kanisius Pakem), dan Bapak A.Tatak Handayana Kurniawan (Kepala SMP Kanisius Sleman) untuk memaparkan materi tentang “Penguatan Kurikulum 2013 dan Pembelajaran HOTS.”

Workshop ini berlangsung selama dua hari. Workshop dilakukan untuk memotivasi guru guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan sebagai guru yang kreatif, inovatif dan meningkatkan keyakinan diri sebagai guru yang profesional. Selain itu, untuk meningkatkan kompetensi guru, membuat administrasi pendidikan yang baik seperti pembuatan RPP kurikulum 2013 sesuai tuntutan kurikulum yang berlaku. Senin (9/7/18) workshop diikuti oleh kepala sekolah, bidang kurikulum dan bidang kesiswaan SMP dengan tema “Kepemimpinan Sekolah dan Penguatan Kurikulum 2013” oleh Ibu Sri Prihantini Yulia, S.Pd., M.Hum (Pengawas Dinas Kabupaten Sleman) dan Bapak Drs.Sudarwanto, M.Pd. (Pengawas Dinas Kabupaten Sleman). Uraian kegiatannya tentang manajemen perubahan pengelolaan sekolah, penguatan esensi kurikulum 2013, program kepala sekolah dan sie kurikulum dan kesiswaan dan pembuatan program kepala sekolah dan sie kurikulum dan kesiswaan.  

Selasa (10/7/18) workshop dilaksanakan kepada kepala sekolah dan semua guru SMP. Materi disampaikan oleh semua narasumber yang telah disebutkan di atas mengenai perubahan paradigma pembelajaran, pembelajaran HOTS, pembuatan RPP HOTS dan simulasi pembelajaran HOTS. HOTS merupakan kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Karakteristik HOTS yakni: 1) Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, meminimalkan aspek ingatan atau pengetahuan. Ciri-ciri berpikir tingkat tinggi adalah mampu menemukan, menganalisis, menciptakan metode baru, merefleksi, memprediksi, berargumen, dan mengambil keputusan yang tepat, 2) berbasis masalah kontekstual, 3) stimulus yang menarik dan 4) tidak rutin. Langkah-langkah menyususn soal HOTS yaitu menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal HOTS, menyusun kisi-kisi soal, memilih stimulus yang menarik  dan kontekstual, menulis butir pertanyaan pada kartu soal sesuai dengan kisi-kisi soal. Butir-butir pertanyaan ditulis agar sesuai dengan kaidah penulisan butir soal, dan membuat pedoman perskoran atau kunci jawaban.

Di zaman yang semakin canggih guru dituntut juga untuk melek akan teknologi.   Dengan itu diharapkan setiap sekolah memanfaatkan teknologi untuk membuat aplikasi online sesuai dengan kebutuhan sekolah. Guru harus mampu menguasai bidangnya dengan baik terutama harus mampu menerapkan kecakapan abad 21. Pada abad tersebut dibutuhkan kualitas karakter, kompetensi, dan literasi dasar. Pun tuntutan zaman harus menumbuhkan 4C (colaborative, creative, communicative, Critical thinking) dan Higher Order Thinking Skill (HOTS).

Untuk memperkuat pembelajaran perlu diingatkan kembali dengan empat pilar pendidikan (UNESCO) sebagai berikut: 1) belajar untuk mengetahui, 2) belajar untuk berbuat, 3) belajar untuk hidup bersama, 4) belajar untuk menjadi diri sendiri. Melalui pilar tersebut tentu perlu juga mengetahui tujuh ciri pendidikan masa depan yakni: 1) dengan berfokus pada pemupukan potensi unggul setiap peserta didik, 2) keseimbangan beragam kecerdasan (intelektual, emosional,sosial, spritual, kinestetis,dst.), 3) mengajarkan life skills, 4) sistem penilaiannya berbasis portofolio dari hasil karya siswa, 5) pembelajaran berbasis kehidupan nyata dan praktik di lapangan, 6) guru lebih berperan sebagai motivator dan fasilitator agar peserta didik mengembangkan minatnya masing-masing dan pembelajaran didasarkan pada kemampuan cara/gaya belajar, dan 7) perkembangan psikologis anak masing-masing.

 Selanjutnya, untuk memperkuat semua guru dalam hal penerapan kurikulum 2013, rabu (11/7/18) di ruang kelas dilakukan Peer Teaching dan Kepala Sekolah sebagai PIC sesuai dengan mata pelajaran. Dalam kegiatan tersebut, guru mata pelajaran melakukan Peer Teacing sesuai dengan RPP yang sudah ditelaah menjadi RPP HOTS. Pada pelatihan kurikulum 2013 selama tiga hari, kepala sekolah dan semua guru sangat antusias dan semangat menyimak materi dengan baik khususnya guru SMP Talenta. Hal itu terlihat ketika datang tepat waktu dan beberapa guru memberikan tanggapan tentang materi yang sudah dipaparkan.

Oleh karena itu, melalui workshop K-13 ini, terkhusus kepala sekolah dan semua guru SMP Talenta diharapkan semakin kreatif, inovatif dan terampil untuk menciptakan siswa-siswi yang cerdas dan berbudi pekerti. Kutipan yang menginspirasi adalah “Guru menjadi inspirasi bagi murid, guru harus  kreatif, jangan menimbulkan stressfull life bagi murid, jangan mudah percaya dengan hoaks (hoax) dan mengajarlah dari kedalaman hati.”

Semangat!

Oleh Minar Siregar


Sekolah Talenta Bandung - Indonesia