AKU WARGA DUNIA
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini membuat dunia ini sulit dipisahkan satu dengan lainnya. Teknologi informasi dan komunikasi membuat sekat-sekat antarnegara menjadi tidak ada lagi. Sebagai contoh, saat ini kita dapat menonton pertandingan sepak bola di Spanyol tanpa harus datang ke sana, kita dapat mengetahui kejadian-kejadian di Amerika tanpa harus kita datang ke sana.
Hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antarmanusia dan antarnegara semakin hari semakin bertambah. Setiap orang dan setiap negara selalu membutuhkan yang lain.
Menjadi warga dunia berarti menjadi bagian dari dunia.
Menjadi bagian dari dunia berarti:
Terlibat
Terlibat berarti mau ikut serta dalam berbagai kegiatan atau peristiwa yang ada di dunia. Sebagai pelajar keterlibatan dapat diikuti dengan belajar yang tekun dan ikut menjaga lingkungan dari kerusakan.
Menjaga dan merawat
Hal utama yang harus dijaga dan dirawat adalah persatuan. Setiap orang di dunia ini diajak untuk ambil bagian dalam menjaga dan merawat persatuan antar manusia dan antar negara. Selain itu, kita semua diajak pula untuk menjaga dan merawat alam.
Belarasa
Setiap orang diajak untuk berempati atau belarasa dengan segala peristiwa yang terjadi didunia. Keterlibatan kita dapat kita lakukan dengan memberikan sumbangan-sumbangan, doa untuk perdamaian dunia, membangun komunitas yang mencerdaskan satu sama lain dan lain-lain.
Kita tidak hanya membutuhkan bangsa sendiri dan hasil-hasil negeri sendiri, tetapi kita juga membutuhkan bangsa lain dan hasil-hasil dari negara lain. Setiap negara membutuhkan negara lain dalam berbagai bidang, misalnya ekonomi, teknologi, pendidikan, sosial dan politik.
Bidang ekonomi; sebuah negara pasti membutuhkan negara lain untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan kita juga dapat menjual hasil dalam negeri ke luar negeri.
Bidang pendidikan; dalam bidang pendidikan dapat dilakukan pertukaran pelajar dan juga tenaga pengajar yang dapat menambah pengetahuan dari negara lain.
Bidang teknologi; dengan kerja sama di bidang teknologi kita dapat mengikuti perkembangan teknologi dari bangsa lain.
Bidang sosial; melalui kerja sama bidang sosial kita dapat terlibat dalam berbagai aksi sosial bangsa-bangsa lain misalnya dalam penggalangan dana bantuan bencana alam, bantuan korban peperangan dan lain-lain.
Bidang politik; pemerintah dapat meningkatkan mutu pemerintahan dengan belajar dari negara-negara yang sudah cukup baik dalam menyelenggarakan pemerintahan.
Di lain pihak, sebagai warga dunia kita semua diajak untuk menghadapi permasalahan dunia saat ini. Pemasalahan tersebut ialah permasalahan pertambahan penduduk, pencemaran air dan udara, perubahan cuaca, pembabatan hutan serta punahnya hewan dan tumbuhan.
Contoh nyata bahwa kita diajak untuk menghadapi permasalahan dunia adalah ketika terjadi bencana kebakanran hutan di Sumatra dan Kalimantan, negara-negara tetangga dengan sukarela membantu Indonesia. Ketika terjadi tsunami di Jepang, negara-negara lain ikut membantu dalam penanganan bencana dan masih banyak contoh yang lain.
Hal itu menunjukkan bahwa persoalan globalisasi tidak bisa dihindari lagi. Globalisasi adalah proses mendunia, maksudnya hubungan antarnegara tidak ada lagi sekat-sekat dan semua orang di dunia ini menjadi satu kesatuan sebagai warga dunia. Perkembangan di sebuah negara memengaruhi negara yang lain.
Perhimpunan bangsa-bangsa dibentuk untuk mengatasi permasalahan-permasalahan bersama. Indonesia pun ikut serta dalam berbagai perhimpunan bangsa-bangsa baik di Asia maupun tingkat dunia. Misalnya; ASEAN dan PBB.
Kita secara pribadi juga diajak untuk ikut serta menangani permasalahan dunia baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui keterlibatan kita dalam palang merah, pecinta lingkungan dan lain-lain.
Gereja turut ambil bagian dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di dunia. Hubungan antara Gereja dan warga dunia sangatlah erat.
Gereja berpandangan bahwa kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang menjadi kegembiraan dan harapan serta duka dan kecemasan para pengikut Kristus atau Gereja. Hal itu tertuang dalam Gaudium et Spes artikel 1.
“KEGEMBIRAAN DAN HARAPAN, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga. Tiada sesuatu pun yang sungguh manusiawi, yang tak bergema di hati mereka. Sebab persekutuan mereka terdiri dari orang-orang, yang dipersatukan dalam Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam peziarahan mereka menuju Kerajaan Bapa, dan telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua orang. Maka persekutuan mereka itu mengalami dirinya sungguh erat berhubungan dengan umat manusia serta sejarahnya.” (GS 1)
Gereja selalu mengambil bagian untuk mengatasi penderitaan yang dialami oleh manusia di dunia ini. Jika bumi mengalami kerusakan, Gereja bersama seluruh warga dunia, membantu mengatasi kerusakan tersebut.
Dalam kitab Mazmur 47, pemazmur mengajak seluruh umat manusia untuk memuliakan Allah sebagai Raja semesta. Sebagai manusia kita patut memuji dan meluhukan Allah sebagai raja. Raja yang dimaksud adalah raja para bangsa.
Pemazmur juga mengingatkan bahwa kita warga dunia ini adalah umat Allah, Allah yang telah memilih kita menjadi umat-Nya. Sebagai umat Allah kita harus bekerja sama satu sama lain untuk menjaga keutuhan dunia.
Gereja dan seluruh umat bekerja sama, Gereja pun perlu mengemban misi untuk memberikan kegembiraan dan harapan kepada kaum miskin. Misi gereja ini sama seperti misi yang dibawa Yesus sendiri yaitu memberikan harapan dan kegembiraan kepada orang-orang sakit dan menderita. “Kalau bumi dan warga bumi menderita, Gereja juga ikut menderita; kalau bumi dan warga bumi berbahagia, Gereja juga ikut berbahagia.” Artinya Gereja memiliki kedekatan dengan orang-orang yang menderita dan kehadiran Gereja bertujuan untuk memberikan pengharapan dan kegembiraan.
Allah tidak menghendaki adanya perpecahan di antara bangsa-bangsa, maka Allah mengajak semua umat-Nya untuk bersatu dengan-Nya. Yang bersatu denga-Nya akan dipenuhi dengan damai sejahtera yang abadi dan tidak berkesudahan. Yang paling pokok adalah kita harus melakukan kehendak Allah.
“Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yohanes 4:34)
“Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku.” (Ibrani 10:7)
Pedoman hidup kita sebagai umat Allah bukan lagi kehenda pribadi melainkan kehendak Allah sendiri. Kita sebagai murid Kristus, dipanggil untuk menjadi saksi Kristus sekaligus menyatakan bahwa kita terbuka akan adanya keberagaman.
Kelas |
6 |
Mata Pelajaran |
PAK |
Oleh |
Ign Eka Nugroho |
Tanggal |
28 November 2019 |