Laki-laki dan Perempuan Sederajat Download PDF

Laki-laki dan Perempuan Sederajat

Sebagaimana telah di sebutkan dalam bagian-bagian sebelumnya bahwa Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan sederajat. Manusia laki-laki dan perempuan tidak dibedakan satu sama lain oleh Allah.

Meskipun laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda, namun laki-laki dan perempuan sederajat, kesederajatan tersebut setidaknya terlihat dalam hal-hal berikut:

 

Citra Allah

Ketika Allah menciptakan manusia, Allah menyatakan bahwa Ia akan menciptakan manusia seturut gambar dan rupanya artinya manusia menjadi citra-Nya sendiri. Sebagai citra Allah manusia tidak dibedakan, laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai citra Allah.

Tugas

Tugas manusia juga tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan mempunyai tugas utama yang sama yaitu beranakcucu dan berkuasa atas ciptaan yang lain.

Martabat

Martabat dapat diartikan sebagai kedudukan manusia dihadapan Allah dan dihadapan sesama. Manusia laki-laki dan perempuan tidak pernah dibedakan kedudukannya oleh Allah.

Dengan derajat yang sama, maka manusia tidak dapat membedakan satu sama lain meskipun mereka memiliki peran yang berbeda-beda dalam kehidupannya.

Peran manusia dalam hidupnya dapat disebut sebagai peran sosial. Dalam mana peran sosial seseorang melekat dalam setiap pribadi laki-laki atau perempuan.

Peran sosial yang dimiliki oleh laki-laki atau perempuan tidak hanya satu, masing-masing pribadi bisa memiliki lebih dari satu peran sosial. Berikut beberapa contoh peran sosial yang dimiliki laki-laki dan perempuan:

Laki-laki

Perempuan

Bapak

Ibu

Mencari nafkah

Merawat anak

Guru

Ibu rumah tangga

Anak

Anak

Kakak/adik

Kakak/adik

 

Peran sosial yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan bukan merupakan peran yang membeda-bedakan diantara mereka, peran sosial yng dimiliki hendaknya saling mengutkan satu sama lain.

Pada zaman dahulu, peran sosial seorang perempuan sangat dibatasai. Perempuan hanya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah dan tidak diperbolehkan. Namun saat ini, semuanya sudah berubah. Perempuan dapat mengambil peran sosial seorang laki-laki.

Ibu Kartini, Cut Nyak Dhien dan Dewi Sartika adalah contoh perempuan yang berjuang menuntut kesederajatan antara laki-laki dan perempuan. Berkat mereka, perempuan Indonesia kemudian dapat memiliki peran sosial yang kurang lebih sama dengan laki-laki.

 

Kelas
Komplek
Mata Pelajaran
PAK
Oleh
Sicilia
Tanggal
16 October 2019