PERJUANGAN Download PDF
PERJUANGAN KONFRONTASI
1. Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya. Peristiwa ini disebabkan oleh tewasnya Jenderal A.W.S. Mallaby yang menimbulkan kemarahan pihak Sekutu. Semua ini diawali dengan peristiwa di Hotel Yamato yaitu perobekan bagian bendera Belanda yang berwarna biru yang berlanjut pada pertempuran. Setelah Mallaby meninggal, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar para pejuang menyerah sebelum 10 November 1945. Setelah itu, pemimpin pertempuran Surabaya, Bung Tomo, memberikan pidato yang memberi semangat kepada para pejuang Surabaya. Pertempuran ini berakhir tiga minggu kemudian dan Sekutu berhasil menguasai Surabaya.
2. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi di Ambarawa, Jawa Tengah. Pertempuran ini terjadi dikarenakan Sekutu mengingkari kesepakatan yang dibuat oleh Ir. Soekarno dan Jenderal Bethell. Kesepakatan ini dibuat menyusul pemberontakan antara TKR dan Sekutu yang diawali dengan pembebasan tawanan perang oleh tentara Sekutu yang ternyata ditumpangi oleh pasukan NICA. Pertempuran terjadi pada tanggal 21 November-16 Desember 1945 antara pasukan TKR dibawah pimpinan Mayor Sumanto dengan tentara Sekutu. Pertempuran ini berakhir dengan keberhasilan TKR memukul mundur sekutu dari Ambarawa.
3. Pertempuran Medan Area
Pertempuran Medan Area terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara pada tanggal 10 Desember 1945. Pertempuran ini disebabkan oleh ultimatum yang dikeluarkan oleh AFNEI kemudian disusul oleh pemasangan papan yang bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area”. Setelah itu, para pemuda yang dipimpin oleh Achmad Tahir membentuk barisan Pemuda Indonesia. Namun, pada bulan April 1946, Sekutu berhasil menduduki kota Medan.
4. Bandung Lautan Api
Bandung Lautan Api adalah peristiwa yang terjadi di kota Bandung, Jawa Barat pada tanggal 24 Maret 1946. Peristiwa ini disebabkan oleh pihak Sekutu yang ingin menguasai wilayah Bandung Selatan setelah dibagi dua oleh hasil perundingan antara RI dan AFNEI. Bandung Utara milik Sekutu sedangkan Bandung Selatan dimiliki RI. Namun, pihak Sekutu ingin menguasai Bandung Selatan. Para pejuang yang dipimpin oleh Muhammad Toha meninggalkan Bandung. Namun sebelum itu, mereka membakar habis kota Bandung supaya tidak dapat digunakan Sekutu.
5. Peristiwa Merah Putih
Terdapat dua peristiwa merah putih yaitu di Manado dan di Biak.
* Peristiwa Merah Putih di Manado
Peristiwa merah putih di Manado terjadi di kota Manado, Sulawesi Utara pada tanggal 14 Februari 1946. Peristiwa tersebut terjadi dikarenakan pasukan Sekutu datang bersama NICA ke Manado dan bertindak sewenang-wenang disana. Kemudian terbentuklah Pasukan Pemuda Indonesia (PPI) di bawah pimpinan Mayor Waisan untuk mengepung markas NICA di Teling. Perjuangan tersebut berhasil dilakukan sehingga kedudukan NICA di Sulawesi Utara berhasil disingkirkan.
* Peristiwa Merah Putih di Biak
Peristiwa merah putih di Biak terjadi di kota Biak, provinsi Papua pada tanggal 14 Maret 1948. Peristiwa ini disebabkan kedatangan NICA ke Biak yang menimbulkan perlawanan oleh rakyat Biak yang dipimpin oleh Joseph. Usaha ini mendapat perlawanan dari Belanda dan pada akhirnya para pemimpin perlawanan berhasil ditangkap dan dihukum seumur hidup.
6. Pertempuran Margarana
Pertempuran Margarana terjadi di desa Margarana, kabupaten Tabanan, Bali pada tanggal 18 November 1946. Peristiwa ini terjadi dikarenakan pasukan yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai menyerang markas Belanda di Tabanan. Mereka menyerang karena tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Kemudian Belanda mengirimkan pasukan lebih banyak lagi ke Bali dan menyerang Margarana. Pada akhirnya, I Gusti Ngurah Rai gugur bersama seluruh anak buahnya.
7. Perjanjian Linggarjati
Perjanjian/perundingan Linggarjati diselenggarakan pada tanggal 10 November 1946 sampai 25 Maret 1947 di Kuningan, Jawa Barat. Dari pihak Indonesia dipimpin oleh Jenderal Soedirman dan Jenderal Oerip Soemohardjo. Perundingan ini dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang sering terjadi antara Indonesia dengan Belanda. Hasil dari perundingan Linggarjati ini adalah terbentuknya Negara Indonesia Serikat yang tetap terikat kerja sama dengan Kerajaan Belanda dengan wadah Uni Indonesia-Belanda di bawah pemerintahan Ratu Belanda.
8. Agresi Militer Belanda I dan Perjanjian Renville
* Agresi Militer Belanda I
Agresi Militer Belanda I terjadi pada tanggal 21 Juli 1947 di Yogyakarta. Agresi ini terjadi disebabkan oleh penolakan ultimatum dari Belanda. Jenderal Sudirman yang memimpin perlawanan dari agresi militer Belanda I. Akibat dari agresi militer ini adalah jatuhnya kota-kota penting RI dan pembentukan perjanjian Renville.
* Perjanjian Renville
Perjanjian Renville diadakan pada tanggal 8 Desember 1947 sampai dengan 17 Januari 1948 di kapal USS-Renville. Perundingan ini pada delegasi RI dipimpin oleh Amir Syarifudin. Perjanjian ini dibuat menyusul perbedaan penafsiran pada perjanjian Linggarjati dan agresi militer Belanda I. Hasil dari perundingan ini adalah:
Belanda tetap berdaulat atas wilayah RI sampai kedaulatannya diserahkan kepada RIS yang segera dibentuk.
RIS sejajar dengan Belanda dalam Uni Indonesia-Belanda.
Republik Indonesia merupakan negara bagian RIS.
Pasukan Republik Indonesia yang berada di daerah kantong harus ditarik ke wilayah RI.
Segera dikeluarkan perintah gencatan senjata di sepanjang garis Van Mook.
Gencatan senjata diikuti dengan peletakan senjata dan pembentukan daerah kosong militer.
9. Agresi Militer Belanda II
Agresi Militer Belanda II terjadi pada tanggal 19 Desember 1948 di Yogyakarta. Agresi ini terjadi disebabkan oleh keinginan Belanda untuk menguasai Indonesia dan batalnya perjanjian Renville. Akibat dari agresi militer ini, Jenderal Sudirman yang merupakan pemimpin tentara pejuang memerintahkan tentara pejuang untuk meninggalkan kota Yogyakarta dan juga memimpin gerakan pertahanan rakyat semesta.
10. Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI)
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) diselenggarakan pada tanggal 22 Desember 1948 sampai 13 Juli 1949 yang berpusat di Bukitinggi, Sumatera Barat. Pemimpin kabinet adalah Syafruddin Prawiranegara. PDRI dibentuk karena Belanda melakukan agresi militer Belanda II yang berhasil menduduki Yogyakarta. Pada akhirnya, terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta dan terjadinya Perundingan Roem-Royen yang mengembalikan mandat PDRI ke RI di Yogyakarta.
-SMA TALENTA-
Kelas |
Komplek |
Mata Pelajaran |
IPS |
Oleh |
Sicilia |
Tanggal |
16 October 2019 |