ADA banyak hal yang bergeser seiring dengan perkembangan zaman, terutama di era digital. Seiring perkembangan di era digital, teknologi semakin canggih dan bisa dibilang semakin memudahkan hidup, teknologi selalu berada disekeliling kita.
Perhatikan saja betapa mudahnya informasi diakses oleh anak-anak dan generasi muda masa kini. Jika dulu informasi didapatkan dari media konvensional seperti koran dan televisi, kini kids zaman now bisa bahkan mengaksesnya hanya dari genggaman tangan, alias smartphone.
Informasi tersebut tentunya tak hanya hiburan, tapi juga ilmu yang berguna untuk pendidikan. Anak bisa belajar IPTEK dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif lewat teknologi. Tak lagi hanya duduk menyimak guru yang mengajar di depan kelas.
Inilah mengapa sudah saatnya kita memikirkan kembali bagaimana proses pembelajaran yang seharusnya terjadi di dalam dunia pendidikan kita untuk memasuki era digital saat ini. Sepertinya proses pembelajaran yang konvensional atau tradisional yang ada saat ini sudah saatnya harus diubah. Tentunya karena mengingat bahwa kita tidak ingin anak-anak usia sekolah saat ini lebih banyak belajar dari dunia digital yang mereka temui setiap saat dibanding dengan pembelajaran di dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pendidikan konvensional masih lebih menekankan kepada mengingat/menghapalkan, memperoleh informasi hanya dari satu arah atau mengaplikasikan prosedur sederhana yang kemudian tidak membuat mereka mahir dalam berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.
Di dalam pendidikan konvensional yang bisa kita sebut sebagai periode pendidikan menjelang era digital, guru masih lebih banyak berperan sebagai sumber dan penyampai informasi bagi peserta didiknya. Selain itu, karakteristik materinya masih dibatasi dengan sumber-sumber baku yang terbatas dan peserta didik masih hanya sebagai penerima informasi.
Di dalam era digital orang dapat belajar menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber, dan ini merupakan tantangan bagi guru untuk menemukan pendekatan yang mana yang akan dipakai dalam membantu peserta didiknya untuk belajar secara efektif. Guru di era digital perlu memahami bagaimana cara peserta didiknya belajar dan mencarikan yang terbaik di antara berbagai pilihan tersebut.
Dengan kondisi tersebut di atas, sudah saatnya kita memikirkan kembali bagaimana metode belajar mengajar yang dapat digunakan dalam menghadapi era digital saat ini. Pembelajaran kreatif merupakan salah satu metode yang dapat dikembangkan dalam mewujudkan tuntutan era digital pendidikan saat ini di antara banyak pilihan lainnya.
Pendekatan proses pembelajaran kreatif akan sangat beragam jika diterapkan dalam dunia pendidikan kita, mengingat demografi dan kondisi daerah masing-masing. Dan juga harus disesuaikan dengan usia anak sekolahnya, tentu saja kreatif bagi anak SD akan berbeda dengan anak usia SMP atau SMA bahkan SMK sekalipun. Di sinilah seorang guru di masing-masing jenjang pendidikan dapat menyesuaikan metode pembelajaran kreatif atau membelajarkan kreatif yang diterapkannya.
Menjawab tantangan era digital tersebut, sebenarnya kebijakan pemerintah dalam penerapan Kurikulum 2013 telah memberikan peluang bagi guru kita untuk melakukan pembelajaran kreatif atau bahkan membelajarkan kreatif bagi peserta didiknya.
Dalam proses pendidikan kreatif sendiri setidaknya ada tiga aspek yang perlu dikembangkan yakni hard skill (keterampilan teknis dan analitis), soft skill (keterampilan berinteraksi sosial), dan life skill (kecakapan hidup).
Sekolah Talenta selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anak anak didik, memberikan ruang kepada siswa untuk berkeasi dan menjadi mencipta. Sinergi hard, soft dan life skill.
Sekolah Talenta percaya, mengembangkan bakat, talenta yang dianugerahi kepada setiap siswa, berkreasi, mencipta, memiliki knowlegde yang baik, dan memiliki integritas dan soft skill yang tinggi akan menjadi modal yang baik untuk dapat berkarya.
Sekolah Talenta Bandung - Indonesia