Pencarian Kegiatan

 

BELAJAR DI PUSDIKAV DAN PUSPA IPTEK



Jumat, 7 Februari 2020, siswa kelas 5 SD Talenta belajar di Pusdikav (Pusat Pendidikan Kaveleri) dan PUSPA IPTEK. Aku Cinta Sains adalah tema dalam studi wisata kali ini. Namun, para siswa tidak hanya mengenal sains berupa alat peraga interaktif tetapi juga penerapan sains dalam kehidupan di sekitar kita khususnya dalam pendidikan militer.

Kegiatan dimulai di Pusdikav. Siswa datang dan disambut oleh salah satu anggota TNI AD. Siswa diajak untuk belajar hal sederhana yang selalu menjadi kebiasaan bagi para anggota TNI yaitu baris berbaris. Siswa-siswa dibiasakan untuk berjalan dengan baik sesuai barisan. Saat berada di aula, siswa-siswa kembali diajak untuk merapikan barisan dengan cara yang benar. Setelah itu, siswa diajarkan untuk posisi siap ketika hendak duduk dan dilanjutkan dengan duduk tanpa ada suara keributan. Setelah semua siswa sudah siap, mereka diajak untuk melihat profil Pusdikav. Terlihat raut wajah penuh kekaguman dari gambaran singkat perjalanan di pusat pendidikan kaveleri ini. Beberapa siswa terlihat sedang berbisik dengan temannya dan menyampaikan, “Saya besok juga jadi tentara seperti mereka. Itu cita-cita saya”. 

Siswa kelas 5 diperkenalkan pula dengan beberapa perlengkapan anggota TNI. Salah satunya adalah senjata berupa pistol maupun jenis lainnya. Masing-masing senjata memiliki karakteristik dan keunggulannya masing-masing. Senjata yang beratnya hampir kurang lebih 4 kg ini menjadi barang yang begitu berharga bagi siswa-siswa karena mereka diperbolehkan untuk melihat dan memegang secara langsung.

Kemudian siswa diajak untuk melihat perlengkapan lainnya yaitu ranpur atau biasa dibilang kendaraan tempur. Kendaraan ini berupa panser maupun tank. Salah satu anak ingin tahu lebih jelas mengenai cara pengemudi tank untuk melihat keluar sedangkan tank pasti semuanya tertutup lapisan baja. Pertanyaan itu langsung dijelaskan bahwa di dalam tank ada alat berupa teleskop untuk bisa melihat keluar. Ternyata penerapan sains juga digunakan dalam dunia militer. Hal ini menunjukkan bahwa sains dapat diterapkan dalam hidup sehari-hari, dari hal yang sederhana sampai pada hal-hal besar.

Siswa kelas 5 diajak untuk melihat langsung beberapa panser dan tank yang dimiliki Pusdikav. Hal ini menjadi pengalaman berharga bagi mereka karena mereka diperbolehkan juga untuk naik panser bersama anggota TNI untuk sekedar mengelilingi area Pusdikav. Rasa bahagia bercampur cemas, semua hilang bersama tawa dan kekaguman mereka. Sesaat mereka sedikit merasakan kebanggaan menjadi bagian dari TNI.

Mereka juga diajak untuk melihat sejarah TNI khususnya di Pusdikav ini. Museum Pusdikav ini memberi gambaran kepada siswa-siswa bahwa perjuangan anggota TNI dalam menjaga wilayah NKRI tidaklah mudah. Hal ini sesuai dengan pembelajaran yang sedang mereka pelajari bahwa perjuangan Indonesia dalam mencapai kemerdekaan tidaklah mudah. Persatuan menjadi modal utama dari perjuangan Indonesia dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan.

Pengalaman siswa-siswa tidak berakhir sampai di situ, tetapi mereka masih berlanjut ke PUSPA IPTEK. Saat di Pusdikav, mereka melihat penerapan sains dalam pembuatan senjata maupun ranpur. Ketika di PUSPA IPTEK mereka akan belajar secara langsung sains yang ada di sekitar mereka.

Hal pertama yang mereka amati adalah jam matahari. Saat berada di luar PUSPA IPTEK mereka dapat langsung mengamati bahwa bayangan yang terbentuk di jam matahari ini menunjukkan waktu saat itu. Setelah itu mereka dapat langsung mencoba berbagai alat peraga interaktif. Beberapa diantaranya adalah kaleidoskop, magnet listrik, baterei tangan, penerapan film kartun, baskom air yang dapat menghasilkan gelombang bunyi, rantai makanan, bahkan meja yang jika seseorang mencoba masuk hanya akan terlihat kepalanya,  dan berbagai penerapan hukum fisika lainnya. Simulator untuk merasakan menjadi astronot adalah  salah satu alat peraga yang menarik bagi mereka, tetapi tidak semua orang bisa mencoba karena ada minimal tinggi badan sebagai salah satu prosedur keselamatan.

Sepeda gantung menjadi alat peraga interaktif yang paling ditunggu. Sebagian besar mencoba naik sepeda gantung. Terlihat mudah karena cara kerjanya seperti naik sepeda pada umumnya. Namun yang membuat alat peraga ini menjadi menegangkan karena mereka akan merasakan naik sepeda di atas atau melayang. Tidak perlu khawatir karena pengamanannya sudah terjamin dan ada petugas yang membantu. Pengalaman beberapa siswa yang mencoba, mereka merasa mudah saat pertama mengayuh sepeda ke tengah sampai ke ujung, tetapi menjadi sedikit sulit ketika mereka harus kembali dengan cara mengayuh ke belakang agar sepeda bisa mundur. Saat mereka merasa sedikit berat, pada saat itulah mereka merasa gugup sehingga kondisi sepeda terkadang menjadi tidak seimbang. Namun, kehebatan siswa Talenta adalah rasa saling peduli pada orang lain. Saat ada teman yang merasa takut atau gugup, mereka dengan kompak langsung memberikan semangat dan dukungan sampai akhirnya berhasil. Begitu kembali ke titik awal mereka saling memberikan apresiasi.

Dukungan dan apresiasi merupakan hal sederhana tetapi berdampak bagi anak-anak, itulah alasan karakter selalu muncul dalam setiap pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Berbagai pengalaman yang diberikan melalui studi wisata di Pusdikav maupun PUSPA IPTEK, diharapkan tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga rasa ingin tahu terhadap berbagai peristiwa alam yang terjadi di sekitar. Selain itu melalui kegiatan belajar ini, siswa SD Talenta semakin menghargai dan mencintai Indonesia yang diwujudkan dalam hal sehari-hari salah satunya adalah rasa peduli terhadap sesama karena ini menjadi kunci dalam persatuan dan kesatuan.

- Ms. Ayu


Sekolah Talenta Bandung - Indonesia